gambar dari: mbah Google |
Penulis: Wage Rahardjo.
Mendengar kata MUSUH umumnya kebanyakan orang akan menerjemahkan sebagai suatu ancaman yang berasal dari luar. Kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pun memberikan penjelasan yang kurang lebih sama, yaitu musuh selalu berhubungan dengan pihak luar, entah orang, kelompok, organisasi, ideologi dst. Bagi sebagian umat beragama bahkan tidak jarang menempatkan agama lain sebagai musuh. DUh !!
Nah, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah “Bagaimana dengan musuh yang berasal dari dalam diri?” Bagian ini sepertinya nyaris terlupakan atau bahkan mungkin tidak diketahui. Maklum saja karena ajaran semacam ini tidak lumrah diajarakan atau tepatnya “kurang laku untuk dijual”. Kasusnya tidak jauh beda dengan “Mengenal diri sendiri, instropeksi diri, menyenangkan diri sendiri ataupun menertawakan diri sendiri”.
Kepercayaan lain mungkin mengenal istilah SETAN yang artinya kurang lebih mahluk jahat, tokang goda yang tugasnya adalaha menjerumuskan manusia ke jalan neraka. Ya, setan atau Sad Ripu menurut saya intinya adalah sama saja. Bedanya, kepercayaan pada setan lebih mengarah ke pihak luar, sedangkan ajaran Sad Ripu lebih mengarah ke instropeksi diri. Kembali ke topik yaitu tentang musuh dalam diri, berikut ini adalah 6 musuh yang dimaksud:
- Kebodohan : Tidak mau belajar, Selalu merasa diri paling benar, merasa diri paling baik, merasa diri paling disayang Tuhan, merasa diri akan masuk surga dll. Orang yang merasa pintar tidak akan pernah mau belajar.
- Kemalasan : Malas berpikir, malas berusaha, malas bekerja dll
- Lupa waktu : tdak bisa membagi waktu, tidak tahu prioritas mana yang harus didahulukan. Contohnya ya simbah, suka lupa waktu karena asik update blog dan status FB sampai pagi. Wakakakkkk……
- Besar pasak daripada tiang : Tidak bisa menyeimbangkan pendapatan dan pengeluaran
- Fanatisme sempit : Benci tidak ketulungan pada kepercayaan lain, alergi setiap mendengar nama agama lain, gatal dan tidak tahan untuk membantah ajaran agama/kepercayaan lain. Lha, beragama itu sebaiknya dilakukan dengan damai dan hati senang, bukan?
- Mengumbar kemarahan : dan kalau sudah marah cendrung berprilaku seperti anak kecil. Contohnya marah sambil guling-guling Ha…ha…ha….
- :) Lho, menurutku, ajaran Sad Ripu itu ndak seperti itu Mbah?
Ha…ha…ha…., benar benar. Yang di atas itu versi siMbah, dan dibawah ini adalah versi aslinya. SAD RIPU (sad=6, ripu=musuh) :
- Nafsu Indria (Kama),
- Serakah (Lobha),
- Pemarah (Krodha),
- Mabuk karena minuman keras (Mada),
- Bingung dan Angkuh (Moha),
- Dengki dan iri hati (Matsarya)
- :) Bukankah Sad Ripu adalah ajaran agama Hindu?
Emang kenapa kalau Ya? Jujur, siMbah kagak peduli agama apa. Asal bagus ya diambil, kalau tidak cocok ya ditendang. Lagi pula ajaran di atas adalah tentang moral dan jauh dari unsur dogma. Kalau tidak suka dengan versi Hindu ya bisa bikin versi sendiri. Yang penting intinya adalah musuh dalam diri.
Penutup
Menganggap orang/kelompok/agama lain sebagi musuh yang harus dilenyapkan adalah suatu kekeliruan. Sesungghuhnya musuh terbesar adalah diri sendiri. Musuh terbesar adalah kebodohan, ego dan fanatisem sempit yang bersemayam dalam diri. Itualah Setan Asli versi blog ini, sisanya ya cuma setan abal2.
Kalau sudah menganggap diri sendiri sebagai musuh maka kasus kekerasan seperti menyerang orang atau kelompok lain otamatis tidak akan ada lagi. Musuh bukan untuk diperangi tapi untuk disadarkan dan dikasihi, seperti halnya kita menyadarkan atau mengasihi diri sendiri…….
sumber: dongeng budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar